Template by:
Free Blog Templates

Jumat, 23 November 2012

Kronologi Desa Kaliasem

SEJARAH DESA KALIASEM

 
Dulu diwilayah pelemahan Desa Tigawasa dikala itu disebut Tukad Cebol, yang merupakan wilayah Keperbekelan Desa TIgawasa, ketika itu sebagai petugas pembantu Perbekel diangkatlah seorang Kelian Manca, yang telah berganti-ganti dari pejabat yang terdahulu ( Pan Ginas ) kepada Pan Rai biasanya pada masa itu jabatan seorang Kelian Manca tidak mempergunakan jangka waktu lamanya, akan tetapi  yang dipentingkan adalah kemampuan mereka bekerja semakin kuat dan sanggup, maka Ia terus ditugaskan sebagai Kelian Manca.


Rupanya setelah Pan Rai tidak sanggup lagi, maka setelah itu jabatan itu diberikan kepada…………………dan terakhir kali pengganti Kelian Manca jatuh ketangan Wayan Santun, kerena Kelian Manca tersebut meninggal dunia, dan jabatan terakhir ini sampai tahun 1965.
Dan di tahun itu pula tepatnya tanggal 30 September 1965 terjadilah peristiwa berdarah yaitu pemberontakan dari partai Komunis Indonesia yang ketika itu disebut dalam istilah Pemberontakan G.30S/PKI.  Sehingga situasi ketika itu memang tidak aman dan tidak menentu, keadaan tidak aman serta tidak menentu itu berlanjut sampai pertengahan tahun 1966.
Kemudian di tahun 1966/1967 keadaan  suasana telah tenang, dan untuk mengatasi dan resmi stabilitas Negara dan Desa situasi ketika itu, maka Pemerintah Orda Baru (Orba) di bawah pimpinan Jendral Soeharto di perintahkan untuk membentuk Pertahanan dan Keamanan secara menyeluruh, termasuk penertiban Aparat Pemerintahan itu sendiri.
Maka di tahun 1967 Warga Tukad Cebol berkesempatan untukmembentuk sebuah Desa yang berdiri sendiridi bawah  Pemerintahan seorang Kepala Desa pilihan masyarakat dan di tahun itu terpilihlah pengurus Desa Tukad Cebol yang baru dan sah, yang ketika itu kepengurusan Desa sebagai berikut:
Kepala Desa adalah      : I Wayan Tjakra
L.S.D adalah                : A.A Made Jelantik
Kepala-kepala Dusunnya pun segera di bentuk dengan nama-nama Dusun adalah:
  1. a.Dusun Lebah (dulu Tukad Cebol tempekan Banjar Beten EE)
  2. b.Dusun Enjung Sangiang
  3. c.Dusun Sekar (dulu di sebut Banjar Bebengan)
  4. d.Dusun Asah
  5. e.Dusun Punggang
  6. f.Dusun Pura (dulu Banjar Munduk Bila)
  7. g.Dusun Bunut Panggang (disatukan karena penciutan Administrasi)
 
PEMBENTUKAN NAMA DESA KALIASEM
Ditahun 1966/1967 Tukad Cebol terpilih sebagai lokasi latihan Siswa-siswi dari KPDPM Kebupaten Buleleng yang pengolahannya dari kantor Pendidikan Masyarakat di Singaraja. Maka ditengeh-tengah berjalannya pendidikan dan latihan siswa-siswi tersebut Pengurus Desa dan segenap Warga Desa bersepakat untuk mengganti nama Desa Tukad Cebol tersebut dengan nama Desa yang baru, sesuai dengan instruksi Pemeritah di dalam penciutan Kepengurusan Desa di bidang Administrasi.
Terjadilah pertemuan missal dari warga Desa di dalam musyawarahnya dengan dihadiri oleh tokoh-tokoh Desa yang terkemuka, di Ajukanlah rentetan nama-nama Desa yang diajukan antara lain :
  1. a.Desa Kampung Baru
  2. b.Desa Pendopo
  3. c.Desa Bunut Panggang
  4. d.Desa Kaliasem
Disitu semua pengaju nama desa memberikan argumentasi nama-nama desa yang di ajukan, akan tetapi nama Desa Kaliasemlah yang mendapat suara persetujuan terbanyak.
Adapun argumentasi nama Desa Kaliasem tersebut sebagai apa yang dikemukakan oleh I Wayan Tjakra sebagai pemberi nama tersebut antara lain sebagai berikut :
Kaliasem adalah asal kata dari Kali dan Asem ,maksudnya adalah kali merupakan terjemahan dari Tukad (yang terjadinya Tukad Cebol) sedangkan Asem adalah asalkata sebutan dari Karangasem, sebab bagaimanapun juga warga Desa tersebut sebagian besar datang dari beberapa desa yan ada di Karangasem, termasuk yang mengajukan nama Kaliasem itu sendiri. Di pandang dari kenyataannya bahwantelah dibentuk Desa Adat Seraya yang khusus dari warga orang-orang Karangasem, yang terdiri dari berbagai Desa sebelum itu. Sehingga pada kesimpulannya dikemukakan bahwa KALIASEM adalah merupakan dari manifestasi dari dua bagian wilayah Penduduk Desa itu, yaitu terdiri dari Tukad Cebol (yang kebanyakan dair daerah Buleleng) dan warga penduduk yang berasal dari Karangasem. Dengan demikian perpaduan dari kedua asal Daerah itu perlu di tingkatkan melalui satu nama yang telah disetujui yang nantinya merupakan tombak ukur dalam Pembangunan Desa umumnya
Dengan Argumentasi tersebut, maka sebagian besar penduduk atau warga masyarakat ketika itu memilih nama KALIASEM tersebut, dan dari pemerintah di kabulkanlah nama itu sampai kini.

POTENSI DESA KALIASEM UMUMNYA

 
Kemudian setelah beberapa tAhun dari situasi itu, maka seorang seniman sastra yang mantan seorang Raja Buleleng terakhir, melanjutkan idenya untuk mengembangkan kepariwisataan di kawasan itu, yang telah dikenal dengan nama “LOVINA”. Beliau  telah almarhum di tahun1978 meninggalkan sejarah kepariwisataan, dimana sebelumya beliau telah merintis sebuah Hotel yang dinamakan LOVINA, serta dengan perkembangan-perkembangan yang pesat di tahun 1974,akibat pembangunan Hotel dan Restaurant yang baru.
Hotel dan Restauran tersebut di beri nama “TASIK MADU” Lovina, di samping itu pula masyarakat Desa Kaliasem telah dirintis pula untuk menunjang kepariwisataan itu melalui penanaman jeruk ala sistim tradisional, dengan jalan perabukan humus, penanaman  Lamtoro agar tanah-tanah yang tandus menjadi hidup dan subur.
Desa Kaliasem kemudian, menjadi lebih di kenal masyarakat Pariwisata dan Masyararakat Bisnis buah-buahan. Jeruk Kaliasem yang disebut Jeru Seraya kala itu menjadi rebutan pedagang-pedagang buah dari Jakarta.
Desa Kaliasem sekian lamanya telah menjadi incaran kaum pekebun Jeruk dan penanam modal Perhotelan, dan pada akhirnya di tahun 1980 an Jeruk terkena virus CVPD dan pada akhirnya matilah petani Jeruk masa itu. Akan tetapi di bidang Pariwisata terus meningkat karena satu-satunya usaha masyarakat yang masih mempunyai harapan di masa-masa yang akan datang.
Nelayan pun berkembang menjadi usaha Snorkling, dan beberapa di antaranya telah mampu mendirikan usaha restaurant dan penginapan kecil-kecilan demikian seterusnya, pada akhirnya kawasan wisata Lovina menjadi dasar bisnis kepariwisataan yang akibat dari pariwisata Lovina itu Desa-desa lainnya pu terkena Limpahannya mempergunakan Kawasan Lovina tersebut.

TOLERANSI KEHIDUPAN YANG PANCASILAIS
Penduduk Desa Kaliasem yang terdiri dari beberapa dusun tersebut kehidupannya menjadi berkembang dan meningkat, dan pembangunannya lancar.  Aliasem telah memiliki rasa Kesatuan dan Persatuan, sebab sejarah awal kependudukan di kawasan daerah ini telah dimulai dengan Kesatuan pendapat, hormat menghormati baik mereka sebagai pegusaha, sebagai petani dan sebagai nelayan, lebih-lebih mereka sebagai pengusaha kepariwisataan.
Demikian pula dalam Adat dan Agamabukan menjadi masalah lagi, dasar kerukunan tersebut telah berjalan sejak dulu kala, hanya saja pada masa kini perlu peningkatan dan pembinaan kepada masyarakat untuk meraih keberhasilan didalam perjuangan dalam usaha maupun pekerjaan mereka.
Itulah desa Kaliasem yang kita kenal, yang kita cintai dan yang kita bangun dari genersi kegenerasi berikutnya, kerukunan beragama, Adat istiadatmasing-masing menjunjun tinggi keyakinan dankepercayaannya, dukung mendukung,hormat menghormati serta percaya mempercayai yang adahakekatnya mereka telah berada di kehidupan masyarakat yang pancasilais.
Demiian sejarah Desa Kaliasem, ini kami buat dan kami susun secara sigkat dengan data-data atau catatan- catatn yang ada dan kami temukan untuk atinya bisa di pakai dalam penyusunan sejarah  Desa secara sistematis.

Kaliasem, 01 September 2009
Perbekel Kaliasem

Ketut  Widana, A.Ma.Pd
NIP 131 220621


PROFIL DESA KALIASEM
  1. 1.Nama: Desa Kaliasem
  2. 2.Visi dan: -
  3. 3.Luas: 628 Ha
Pemanfaatan Wilayah                :
  1. a.: 228.335 Ha
  2. b.: 40 Ha
  3. 4.Letak: Dataran Rendah
Batas Desa                       :
  1. a.: Laut
  2. b.: Desa Tigawasa
  3. c.: Desa Temukus
  4. d.: Desa Kalibukbuk
  5. 5.Jarak Pemerintahan Desa:
  6. 6.Jumlah Banjar:  7. Banjar Dinas
  7. 7.Jumlah: 5868
  8. 8.Mata Pencarian:
  9. 9.Organisasi Desa
  10. 10.Potensi Desa Dikembangkan
  11. 11.Sarana:
  12. 12.Sarana Kesehatan
  1. Kecamatan                  : 5 Km
  2. Kabupaten                   : 12 Km
  3. Propinsi                       : 98 Km
  1. BD. Bunutpanggang
  2. BD. Lebah
  3. BD. Sekar
  4. BD. Pura
  5. BD. Asah
  6. BD. Punggang
  7. BD. Enjungsangiang
  1. Laki-laki                               : 2984
  2. Perempuan                           :2880
  1. Petani                                    : 2319 jiwa
  2. Pertukangan                           : 156 jiwa
  3. PNS                                      : 115 jiwa
  4. ABRI                                     : 12 jiwa
  5. Swasta                                   : 274 jiwa
  6. Wiraswasta                            : 258 jiwa
  7. Buruh Tani                             : 318 jiwa
  8. Pensiunan                               : 7 jiwa
  9. Nelayan                                 : 87 jiwa
  10. Pemulung                               : 15 jiwa
  11. Jasa                                       : 75 jiwa
  1. Gapoktan, Pala Sari Mukti
  2. Kelompok Tani Ternak Polos
  3. Kelompok Tani Putra  Gembala
  4. Kelompok Tani Ternak Gembala Harapan
  5. Kelompok Tani Ternak Raja Banteng
  6. Kelompok Konservasi Bukit Lestari
  7. Kelompok Wanita Tani Jepun Lestari
  8. Kelompok Tani Subak Kampung Baru
  9. Kelompok Tani Subak Enjungsangiang
  10. Kelompok Tani Subak Asah
  11. Kelompok Tani Pisang Tunas Pahala Harapan
  1. Pertanian                  : Tanaman, padi, mangga,kelapa
  2. Peternakan               : Ternak sapi, ayam, babi, kambing
  3. Perikanan                 : Taman Laut
  4. Kerajinan                 : Anyaman Bambu
  1. SD/MI              : SD N 1 Kaliasem, SD.2 Kaliasem, SD.3 Kaliasem, SD.4Kaliasem ,MI
  1. Posyandu                     : 7 Posyandu
  2. Puskesmas Pembantu : 1 Puskesmas

0 komentar:

Posting Komentar